Oleh
Tazbhy
Thursday, November 21, 2013
Bagikan :
Tahun 2013 menjadi tahun "cobaan" bagi industri otomotif. Kondisi perekonomian global yang tidak stabil ditambah pengetatan likuiditas dalam negeri membuat penjualan mobil tak sesuai yang diharapkan. Sejumlah diler mobil-pun terpaksa mengoreksi target jualannya.
Kalla Toyota selaku diler mobil Toyota untuk wilayah Sulawesi (kecuali Sulut) misalnya. Marcomm Head Kalla Toyota, Aswan Amiruddin, mengatakan, awalnya, pihaknya sangat optimis penjualan mobil Toyota bakal tumbuh diatas 40 persen dibanding tahun sebelumnya.
Nyatanya, hingga menjelang tutup tahun, target pertumbuhan tersebut tidak terealisasi. "Tadinya memang cukup optimis, tapi ternyata tidak secemerlang yang kita harapkan," katanya, Kamis (20/11/2013).
Menurut Aswan, hingga saat ini, rata-rata penjualan Kalla Toyota di wilayah pemasarannya mencapai 2.200 unit setiap bulannya. Kondisi makro ekonomi, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), serta kebijakan DP kendaraan membuat pihaknya menurunkan target pertumbuhan.
Di 2014 mendatang, kondisi serupa juga masih membayangi. Persaingan yang dirasa cukup berat membuatnya hanya mematok pertumbuhan penjualan 15-20 persen.
Daihatsu juga mengalami kondisi serupa. Supervisor Marketing PT Astra Internasional Tbk Daihatsu cabang Urip Sumoharjo, Almar W Lahonauman menjelaskan, meski secara unit penjualan Daihatsu di Sulsel tetap naik, secra market share (MS) terpaksa harus terkoreksi.
"Hingga Agustus, rata-rata jualan Daihatsu di Sulsel 462 unit sebulan. Naik dibandingkan tahun lalu yang hanya 395 unit setiap bulan. Secara volum, penjualan kami sesuai target, namun ada koreksi di MS-nya," jelasnya.
Untuk pasar otomotif di 2014, Almar menyebut bahwa pihaknya tidak akan takabur dalam memprediksi pertumbuhan. Apalagi, menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, situasi keamanan, serta pemilu, diprediksi bakal membuat pasar tidak berkembang.
"Namun disinilah tantangannya. Pasar tidak berkembang tapi semakin banyak kompetitor. Sehingga memang butuh strategi masing-masing diler untuk merebut pasar," ujarnya.
Mitsubishi sendiri mematok pertumbuhan yang tidak begitu tinggi di tahun depan. Hanya 10 persen di Indonesia Timur (Intim). "Harga kendaraan naik, BI rate, serta pemilu membuat kami optimis tumbuh di 10 persen saja," kata Head Division Marketing PT Bosowa Berlian Motor Arief Ghalib.
Di 2013, katanya, pihaknya pede mematok pertumbuhan penjualan sampai 70 persen, namun hingga Oktober, pertumbuhan tidak seperti yang diharapkan.
"Kalau pertumbuhan unit tetap melebihi 2012. Rata-rata 600 sebulan di Intim. Kami sudah tambah man power, aktivitas marketing juga ditingkatkan, tapi memang kondisinya tidak seperti yang diharap, tidak sebaik 2012 sehingga kami memang memburu ketertinggalan ," jelasnya.
Sementara itu, Head Division Marketing PT Pro Sadira Edar Makassar, Hisbullah Akib menjelaskan, khusus Proton, target penjualan sudah sesuai dengan yang dicanangkan 7-10 unit sebulan. Sehingga pihaknya optimis, hingga akhir tahun bisa mencapai target.
Meski begitu, 2014 pasar juga diprediksi stagnan. "Kami tidak terlalu menaikkan target karena ada pemilu yang bisa membuat market turun," ujarnya.
Andi Abdullah selaku Head Divisi Sales&Operation PT Gowa Dinasti Motor (diler Hyundai di Makassar) juga tak berani mematok pertumbuhan penjualan yang terlalu tinggi. Pihaknya tetap pede produk Hyundai tetap diincar meski harga unit meningkat. "Istilahnya kalau diler lain buang harga, kami justru susah buang harga. Produk kami banyak yang inden," jelasnya. (*)
Sumber tribun
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Media Pembelajaran
Tag :
Otomotif
0 Komentar untuk "2014, Pasar Otomotif Diprediksi Stagnan"