Oleh
Tazbhy
Friday, November 29, 2013
Bagikan :
Kata Pengantar
Alhamdulillahirabbil‘alamin, tiada kata lain yang patut untuk kami ungkapkan selain ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kemampuan kepada kami sehingga tugas makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda Muhammad SAW., para sahabat dan seluruh keluarga beliau serta para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Selama penyusunan makalah ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak,Serta ucapan terima kasih juga penulis persembahkan kepada semua pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung ikut terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan.kami mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun guna lebih menyempurnakan makalah-makalah kami selanjutnya.
Makassar, 27 Maret 2013
Muhammad Tasbillah
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus maju dan berkembang dengan cepat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat merima didikan dengan baik.
Dewasa ini, proses belaja mengajar di sekolah baik SD, SMP, maupun SMA masih menggunakan paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru, dimana guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada peserta didiknya. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan. Peserta didik cendrung tidak diajak untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan konsep mengenai materi fisika kurrang dikuasai oleh peserta didik dan peserta didik pun lambat dalam memahami materi pembelajaran fisika
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Sehingga dalam mengajar diperlukan pendekatan dalam pembelajaran , pendidik harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran
Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana Cara guru dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan.
Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana Cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran.
Pendekatan (approach) pembelajaran fisika adalah Cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan sisiwa. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.
B. Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran
Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran yang akan digunakan.
2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
C. Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran
1. Pendekatan Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
Pembelajaran individual merupakan salah satu Cara guru untuk membantu siswa membelajarkan siswa, membantu merencanakan kegiatan belajar siswa sesuai dengan kemampuan dan daya dukung yang dimiliki siswa. Pendekatan individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa dalam belajar. Untuk mencapai hal itu, guru harus melakukan hal berikut ini:
a. Mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik dan membuat hubungan saling percaya.
b. Membantu anak didik dengan pendekatn verbal dan non-verbal.
c. Membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
d. Menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaannya dengan penuh perhatian.
e. Menanggani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian, bantuan, dan mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan.
Ciri-ciri pendekatan individual :
a. Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas dan memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk akatif, kreatif, dan mandiri dalam belajar.
b. Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik secara individual.
c. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas. Para peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa yang mereka pelajari.
d. Guru harus mampu mennyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas. Menarik dalam pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami serta tidak membosankan siswa. Pengajaran individual dilakukan untuk membantu siswa dalam menuntaskan belajar mereka.
Oleh karena itu, pendekatan individual dapat mengefektifkan proses belajar mengajar, interaksi guru dan siswa berjalan dengan baik, dan terjadinya hubungan pribadi yang menyenangkan antara siswa dan guru. Secara tidak langsung hal yang disebut diatas merupakan keuntungan dari pengajaran dengan pendekatan individual. Keuntungan dari pengajaran pendekatan individual yaitu:
a. Memungkin siswa yang lama dapat maju menurut kemampuannya masing-masing secara penuh dan tepat.
b. Mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat nyata melalui diskusi kelompok.
c. Mengarahkan perhatian siswa terhadap hasil belajar perorangan.
d. Memusatkan pengajaran terhadap mata ajaran dan pertumbuhan yang bersifat mendidik, bukan kepada tuntutan-tuntutan guru.
e. Memberi peluang siswa untuk maju secara optimal dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
f. Latihan-latihan tidak diperlukan bagi anak yang cerdas, karena dapat menimbulkan kebiasaan dan merasa puas dengan hasil belajar yang ada.
g. Menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan siswa dan guru.M
h. emberi kesempatan bagi para siswa yang pandai untuk melatih inisiatif berbuat yang lebih baik.
i. Mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para siwa yang tergolong lamban.
Sedangkan kelemahan pembelajaran pendekatan individual sebagai berikut dapat dilihat secara umum dan khusus. Kelemahan secara umum:
a. Proses pembelajaran relative memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah bahan yang dihadapi dan jumlah peserta didik.
b. Motivasi siswa mungkin sulit dipertahankan karena perbedaan-perbedaan individual yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat membuat beberapa siswa rendah diri/minder dalam pembelajaran.
c. Adanya penggunaan pasangan guru dan siswa dalam manajemen kelas regular secara perorangan, sehingga terjadi kemungkinan sebagaian peserta didik tidak dapat dikelola dengan baik.
d. Guru-guru yang sudah terbiasa dengan Cara-cara lama akan mengalami hambatan untuk menyelenggarakan pendekatan ini karena menuntut kesabaran dan penguasaan materi secara lebih luas dan menyeluruh.
2. Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupansemua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.
3. Pendekatan Bervariasi
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam penagajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasiteknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi inisebagai alat yang dapat guru gunakanuntukkepentinganpengajaran.
4. Pendekatan Edukatif
Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam, karena gengsi, karena ingin ditakuti dan sebagainya.
Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan didalam kelas ketika guru sedang memberikanpelajaran, misalnya, tidak tepat diberi sanksi hokumdengan Cara memukul badannya sehingga luka atau cidera. Hal ini adalah sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan sanksi hukum yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan. Karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama.
5. Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam prateknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.
Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran. Khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Tentu sajaguru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah agama,tetapi ada hubunganya. Persoalan nya sekarng terletak mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut.
6. Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna.
D. Tipe-tipe pendekatan
1. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual sudah lama dikembangkan oleh John Dewey pada tahun 1916,yaitu sebagai filosofi belajar yang menekankan pada pengembanganminat dan pengalaman siswa. Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dikembangkan oleh The Washington State Consortium for Contextual Teaching and Learning, yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan memberi kesempatan kepada guru-guru dari enam propinsi di Indonesia untuk belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat melalui Direktorat PLP Depdiknas.
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan sekedar mengetahuinya. Sebab, pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Inilahyang terjadi pada kelas-kelas di sekolah Indonesia dewasa ini. Hal ini terjadi karena masih tertanam pemikiran bahwa pengetahuan dipandang sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihapal, kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, akibatnya ceramah merupakan pilihan utama strategi mengajar. Karena itu, diperlukan :
1. Sebuah pendekatan belajar yang lebih memberdayakan siswa.
2. Kesadaran bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima, melainkan sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh siswa.
3. Kesadaran pada diri siswa tentang pengertian makna belajar bagi mereka, apa manfaatnya, bagaimana mencapainya, dan apa yang mereka pelajari adalah berguna bagi hidupnya.
4. Posisi guru yang lebih berperan pada urusan strategi bagaimana belajar daripada pemberi informasi.
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapinya.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :
1. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
2. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
3. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
4. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan.Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
5. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan
2. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme:
1. Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.
2. Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
3. Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari.Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.
3. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum kesesuatuyangkhusus.
Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus, sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
4. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
5. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi).. Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Ciri-ciri suatu konsep adalah:
1. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
2. Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
3. Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
4. Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman
5. Konsep yang benar membentuk pengertian
6. Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu
Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep adalah:
1. Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.
2. Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
3. Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang komplek.
6. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran Carakerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
7. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan konsep, keterampilan proses, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan konstruktivisme, yaitu peserta didik menyusun sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya berdasarkan apa yang telah mereka ketahui.
D. Implikasi Pendekatan Pembelajaran Dalam Praksis pembelajaran
1. Pendekatan Langsung
Pendekatan langsung terdiri dari empat tahap pembelajaran :
a. Tahap Presentasi
Ada lima metode pembelajaran penting yang harus digunakan selama tahap presentasi pembelajaran langsung: (1) review materi sebelumnya atau keterampilan awal yang diperlukan; (2) pernyataan mengenai pengetahuan atau keterampilan khusus yang harus dipelajari; (3) pernyataan atau pengalaman yang menyediakan siswa dengan penjelasan tentang mengapa tujuan khusus ini penting; (4) yang jelas, penjelasan pengetahuan atau keterampilan yang harus dipelajari, dan (5) beberapa kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan pemahaman awal mereka menanggapi pemeriksaan guru.
b. Tahap Latihan
Terdapat tiga metode pengajaran dalam tahap latihan : (1) latihan terbimbing langsung dibawah pengawasan guru, (2) latihan mandiri dimana siswa mengerjakan sendiri, dan (3) tinjauan berkala (sering dimasukkan setiap hari dalam praktek dibimbing dan mandiri) dimana sebelumnya siswa belajar memanfaatkan konten atau skills.
c. Tahap Penilaian dan Evaluasi
Ada dua penilaian dan evaluasi pada pembelajaran langsung yaitu (1) tes formatif, dan (2) tes sumatif.
d. Monitoring dan Feedback
Pemantauan dilakukan pada tahap 1, 2 dan 3. Jika diperlukan maka diberikan umpan balik agar proses presentasi, latihan dan penilaian berjalan sesuai yang diharapkan.
2. Pendekatan Diskusi
a. Pembagian tanggung jawab ;
Pembelajaran diskusi harus menggeser pembelajaran yang berpusat pada menjadi pendekatan yang berpusat pada tanggungjawab belajar bersama antara guru dan siswa. Pembagian tanggungjawab ini tidak berarti mengurangi peran guru dalam proses pembelajaran tetapi mengelola dan mengarahkan interaksi antara guru-siswa dan siswa-siswa. Oleh karena itu harus ada pengaturan peran dan tugas yang jelas.
3. Pendekatan Pengalaman
Ada beberapa metode dalam pendekatan pengalaman dalam pembelajaran yaitu:
1. Framing The Experience (Merangkaikan pengalaman)
· Menetapkan tujuan atau hasil pembelajaran
· Membicarakan kriteria penilaian
· Membangun hubungan (teman sebaya, guru,komunitas dan lingkungan)
2. Activating experience (Menggerakkan Pengalaman)
§ Pengalaman nyata
§ Membuat keputusan hasil yang nyata
§ Orientasi Masalah
§ Kesulitan Optimal
3. Reflecting on experience (Evaluasi/Penilaian dalam Pengalaman)
· Fasilitas guru sebagai fasilitator
· Membuat kelompok
· Proses : Apa yang terjadi , mengapa itu terjadi , apa yang telah dipelajarai dan bagaimana Caramengaplikasikannya.
4. Pendekatan Berbasis Masalah
1. Pemilihan masalah
PBI ini dirancang untuk mendukung pengembangan dan penyempurnaan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini tidak cocok sebagai strategi instruksional untuk mengajarkan keterampilan dasar. Pendekatan PBI memerlukan pemilihan masalah yang pembelajar (bahkan pelajar muda) telah memiliki pengetahuan, yang mereka peroleh dari pengalaman hidup, sehingga penerapan pengetahuan ini dengan pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan pemecahan masalah dapat menghasilkan pemahaman lebih dalam.
2. Peran guru.
Hal yang paling penting dalam keberhasilan pelaksanaan FBI adalah kemampuan guru berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran dan bukan sebagai penyedia informasi atau materi.
3. Penilaian autentik praktek untuk memvalidasi tujuan pembelajaran.
Penggunaan penilaian autentik FBI, mempertimbangkan hal berikut:
· Instruktur / guru harus sangat mengerti yang dimaksud (atau antisipasi) hasil pembelajaran yang berkaitan dengan masalah yang diajukan ke pelajar. Strategi penilaian yang digunakan harus selaras dengan hasil yang diinginkan.
· Penilaian sumatif dilakukan pada akhir siklus pemecahan masalah. kelompok siswa dinilai berdasarkan pada solusi yang ditawarkan mereka untuk memecahkan masalah tersebut.
· Penilaian formatif dapat terjadi setiap saat dalam siklus FBI. Barrows (1988) menunjukkan setelah peserta didik mengikuti pembelajaran mereka diuji dengan menuliskan pengetahuan yang didapat pada proses pemecahan masalah.
4. Gunakan penjelasan ulang secara konsisten dan menyeluruh.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh desainer instruksional adalah :
· Tujuan dari proses pembekalan ini adalah untuk membantu peserta didik untuk mengenali, verbalisasi, dan mengkonsolidasikan apa yang telah mereka pelajari, dan untuk mengintegrasikan informasi dengan pengetahuan yang ada.
· Tugas guru adalah untuk memastikan suara yang sama bagi semua peserta, jadi hati-hati untuk mendengarkan semua anggota dan meminta semua anggota untuk mereka berpendapat dan bercommentar.
· Ikuti tanya jawab didirikan protokol. Tahu generik dan spesifik pertanyaan untuk diminta untuk memandu sesi tanya jawab. Siapkan pertanyaan ide / topik untuk memastikan bahwa Anda (sebagai debriefer) mengingat semua pembelajaran yang telah dibahas dalam kegiatan FBI.
· Ajukan pertanyaan yang mendorong peserta didik agar sesuai dengan pengetahuan baru ke dalam skema yang ada.
· Dorong peserta didik untuk mendaftar apa yang telah mereka pelajari dengan menggunakan peta konsep-menyediakan bahan-bahan yang diperlukan.
5. Pendekatan Simulasi
Secara umum desain pendekatan simulasi memiliki tujuh prinsip umum, sebagai berikut :
a. Fungsi Isi
Bagian ini menjelaskan prinsip-prinsip untuk mengatur isi modul fungsional dari sebuah pembelajaran simulasi. Konten Simulasi mengambil model yang dinamis replika sistem nyata atau khayalan.
b. Fungsi Strategi
Melibatkan Desain strategi yang menggambarkan konteks pengaturan instruksional, pengaturan sosial, tujuan, struktur sumber daya, dan acara yang diberikan.
c. Fungsi Kontrol
Desain simulasi fungsi menggambarkan sarana yang seorang pelajar dapat menyampaikan pesan-pesan yang mempengaruhi terbukanya isi, strategi, atau unsur-unsur dinamis lainnya dari pengalaman. Desain sistem kontrol sangat menantang karena tindakan belajar berlangsung dalam konteks yang dinamis dan harus memanfaatkan pertukaran informasi dan kontrol.
d. Fungsi Pesan
Pesan Menghasilkan unit:
· Prinsip: Pesan Elements
· Prinsip: Pendekatan untuk Penataan pesan
· Prinsip: Pelaksanaan-waktu Pembangunan pesan
e. Fungsi Representasi
Fungsi representasi desain simulasi adalah yang paling terlihat dan nyata. Desainnya melibatkan semua unsur sensorik pengalaman simulasi-pemandangan, suara, sensasi taktil, dan kinestetik sensasi. Fungsi representasi desain yang menggambarkan semua pengalaman indrawi yang akan diadakan dan bagaimana mereka akan diintegrasikan dan disinkronkan. Semua dijelaskan struktur titik ini untuk konten, strategi, kontrol, dan pesan yang abstrak dan menjadi terlihat hanya melalui representasi desain. Oleh karena itu, representasi adalah jembatan yang menghubungkan elemen desain abstrak dengan simbolis tertentu elemen media.
f. Media-fungsi logika
Media-melaksanakan fungsi logika representasi dan melaksanakan operasi logis yang memungkinkan simulasi peristiwa terjadi. Hal ini dapat juga mencakup perhitungan dan pengumpulan data.
g. Fungsi pengelolaan data
Mengelola data yang dihasilkan dari interaksi
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. Pendekatan yang tepat maka akan berlangsung belajar mengajar yang menyenangkan.
Simulasi sangat ampuh dan efektif karena mereka meningkatkan kewaspadaan siswa dan keterampilan memahami, meningkatkan integrasi keterampilan siswa dalam berbagai konteks kinerja, menyesuaikan diri dengan berbagai tingkat pembelajaran melalui cakupan kinerja dinamis, dan membantu pelajar melihat pola dari waktu ke waktu dalam sistem dinamis
Daftar Pustaka
http://semutlewat.blogspot.com/2013/01/makalah-pendekatan-dalam-pembelajaran.html
http://infomediakita.blogspot.com/2010/04/makalah-berbagai-pendekatan-dalam.html
http://blog.umy.ac.id/winarti/2011/11/27/pengertian-pendekatan-pembelajaran-dan-strategi-pembelajaran/
http://kuliahemka.wordpress.com/2011/07/13/teori-pendekatan-pembelajaran/
http://mari-berkawand.blogspot.com/2011/03/pengertian-pendekatan-pembelajaran.html
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Media Pembelajaran
Tag :
Makalah Pendidikan,
Pendidikan
0 Komentar untuk "Makalah Pendekatan Pembelajaran"